Makassar - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan KLHK melaksanakan Ekspose hasil-hasil Kegiatan dengan tema "Sinergi Membangun konservasi dan Ekonomi Tingkat Tapak" pada Rabu, 26 Januari 2022 pagi di Ibis Hotel Makassar, Jalan Maipa Nomor 8, Losari, Kecamatan Ujung Pandang Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Eksope tersebut dalam rangka diseminasi capaian kinerja kelola konservasi Balai Besar Konservasi SDA Sulawesi Selatan tahun 2021 serta meningkatkan peran serta dan terbangunnya komitmen para pihak dalam pemberdayaan masyarakat, pengelolaan wisata dan pengendalian peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar Dilindungj di wilayah Sulselbar.
Ekspose capaian kinerja kelola konservasi Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan bersama mitra-mitra tahun 2021 ini diawali sambutan oleh Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Thomas Nifinluri, M.Sc dilanjutkan pembukaan disampaikan oleh Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, Ir. DR. Darhamsyah, M.Si.
Dari ekspose tersebut melahirkan 8 rumusan. Rumusan tersebut lahir setelah memperhatikan, paparan AKBP Arisandi, S.I.K., M.Si. (Kasubdit IV Tindak Pidana Tertentu DirektoratReserse Kriminal Khusus Polda Sulawesi Selatan).
Kedua, paparan Abdul Malik Faisal, S.H., M.Si. (Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan).
Ketiga, Paparan Prof. Dr. Supratman, S.Hut., M.P. (Wakil Dekan II Fakultas Kehutanan UNHAS). Keempat paparan, Endra Kusuma, S.T., M.T., M.M (Director of External Relations & CorporateAffairs PT. VALE Indonesia, Tbk).
Pemapar kelima, Suci Indah Permatasari (General Manager JNE Sulselbar), keeam paparan Andarias Sambokaraeng (Ketua KTH Botani Gandang Dewata) dan terakhit paparan Nurlaelah (Ketua Kelompok Wanita Tani Hutan Semangat Baruga).
Setelah paparan dilanjutkan diskusi dan pembahasan dari peserta, maka dihasilkan beberapa Rumusan Ekspose Kinerja Kelola Konservasi 2021, sebagai berikut :
1) Perlu sinergi multisektor antara Instansi Penegak Hukum, Lembaga Pendidikan, Instansi Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Daerah), PT. Pelni, PPATK, Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Indonesia (ASPERINDO), NGO nasional danNGO Internasional, masyarakat, serta media dalam mengendalikan peredaran illegal tumbuhan dan satwa liar.
2) Mendorong kemitraan konservasi untuk pemberdayaan dan peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dalam mendukung pelestarian kawasan konservasi dan pencegahan perambahan kawasan konservasi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Soal Haji, Mari Cari Solusi
|
3) Pendampingan dan peningkatan kapasitas kelompok pemberdayaan masyarakat perlu terus ditingkatkan untuk membangun kelembagaan yang kuat dan menghasilkan produk HHBK yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk-produk di pasaran.
4) Membangun sinergitas parapihak dalam penyadaran publik tentang konservasi sumber daya alam yang meliputi : perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan.
5) Mendorong pengembangan model-model kemitraan konservasi tingkat tapak di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melalui kerjasama dengan perguruan tinggi (UNHAS, Unsulbar, Univ. Andi Djemma, Unismuh);
6) Mengarusutamakan literasi dan edukasi konservasi melalui strategi komunikasi dan informasi tentang peraturan dan kebijakan Tumbuhan, Satwa Liar yang dilindungi melalui media cetak, media elektronik, dan media sosial.
7) Penerapan prinsip Environmental Social, and Governance (ESG) oleh korporasi, pembelajaran dari PT. VALE Indonesia, Tbk, memperkuat komitmen dan tanggung jawab korporasi terhadap lingkungan, sumber daya alam, sosial, budaya, dan kemasyarakatan melalui, pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri, Kemitraan Strategis, dan konstribusi strategis.
8) Pembelajaran dalam mengawal keberhasilan suatu program dan project dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu: aspek sustainability (keberlanjutan), sense of ownership (rasa memiliki), komitmen parapihak dalam urung daya, partisipasi, serta komunikasi dan koordinasi dalam pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya yang berdampak pada sosial, ekonomi, dan lingkungan.