SULSEL - Suasana Perkemahan Bakti Satuan Karya Kalpataru dan Satuan Karya Wanabakti
(Pertikawan) Regional Sulawesi dan Maluku, TWA Batu Putih Camping Ground Bitung, 18-23 Oktober 2023 kembali memantik berbagai kisah pembelajaran bagi insan Pramuka yang turut serta hadir.
Seperti di salah satu kegiatan yang digagas oleh Bidang Fasilitasi Pembangunan Ekoregion Sulawesi dan Maluku, bertajuk Pembinaan teknis pengelolaan sampah dengan tema Kelola sampah untuk membangun rintisan kampung iklim.
Dihadapan para Kontingen Pramuka Saka Kalpataru dan Wanabakti , Kakak Suwardi selaku Kabid Fasilitasi P3E Sulawesi dan Maluku memaparkan bahwa tema Pertikawan saat ini adalah; Reduce, Reuse atau Recyle (3R), Iklim dan Kehati.
"Serta mempunyai Slogan HEBAT atau Hutan, Energi, Biodevirsity dan Alam terpadu, " jelasnya.
Paradigma sampah juga mulai berubah yakni
"angkut, ambil dan olah".
Paradigma sampah juga dari pola lama "end of pipe" atau berakhir di TPA menjadi sampah sebagai sumber daya melalui sirkular ekonomi.
Baca juga:
Dua Kafilah MTQ Barru Raih Juara 1
|
Misal sampah jadi uang, emas, kerajinan dan sumber daya yang lain. Inilah sebenarnya paradigma baru pengelolaan sampah di kampung iklim.
Dari linier ekonomi ke sirkular ekonomi melalui pemberdayaan semua sektor. Termasuk pada masyarakat dan sektor dunia usaha.
"Dampak sampah juga menjadi ancaman serius dalam kehidupan kita. Sehingga kita harus semakin bijak menyikapinya, " ungkapnya.
Belum lagi Penyebab dan Dampak dari Gas Rumah Kaca (GRK) pada Perubahan Iklim hingga Bencana El-Nino dan La - Nina.
"Untuk hal terkecil bisa dimulai dari rumah kita sendiri. Seperti memilih dan memilah sampah rumah tangga pada sampah organik dan sampah non organik, " pungkas Kak Wardi sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kak Najhah dari Fungsional Pengendali Dampak Lingkungan P3E Sulawesi dan Maluku KLHK menuturkan perlunya trend masa kini pada gaya hidup minim sampah.
Pentingnya kebiasaan dan prilaku kita sehari-hari
menerapkan prinsip 3R. Dengan jalan pengurangan sampah, mencegah sampah hingga pilah pilih dan olah sampah.
Dipundak para adik-adiklah, kedepannya diharapkan dapat menjadi agen perubahan terutama sektor lingkungan dan kehutanan.
"Dapat dimulai dari hal kecil seperti; mengambil seperlunya makanan untuk pangan yang berkelanjutan. Jangan sampai menyisakan sampah makanan sehingga dapat menjadi penyumbang GRK dari sisa bahan organik, " terangnya.
"Usahakan menggagas atau menjadi anggota bank sampah di sekolah atau kampus tempat belajar adik-adikku semua, " ucap Najhah Haris.
Dikesempatan yang sama, Fungsional Penyuluh Madya P3E Suma, Faisal Muis menerangkan akan jenis jenis bahaya dan dampak dari Limbah B3 dalam kehidupan kita sehari-hari.
"Karateristik LB3 adalah Bahan Berbahaya dan Beracun.Mengapa limbah B3 itu sangat penting diketahui sebagai bahan bahan limbah, " beber Kak Ical.
Ditambahkannya bahwa Karateristik limbah B3 dapat berdampak nyata dengan resiko bersifat akut.
"Akut itu adalah jika terkena sifatnya mematikan seperti senyawa Arsenik, " terangnya.
Lanjut Kak Ical sapaan akrab Faisal Muis, adapun untuk sampah atau limbah pada Industri itu, Jika sampah tak dikelola dengan baik dan sesuai aturan , maka bisa ditindak secara pidana dan perdata.
Senada hal tersebut, Kepala Sub Bidang Fasilitasi Penerapan Pengendalian Pembangunan Ekoregion, Andi Samra Salam menjelaskan akan peran penting generasi muda dalam pengelolaan dan pengolahan sampah.
Lebih lanjut Kak Samra mengutarakan harapannya agar pengelolaan sampah ini bisa sampai di masyarakat
"Mulai dari diri kita sendiri, Jika bukan sekarang kapan lagi, " pungkasnya.
Citizen report: Humas P3E Suma