SULSEL - Relawan calon presiden Ganjar Pranowo temu wicara strategi pemenangan untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan di Teras Empang pada Senin (11/09/2023).
Ledakan suara Ganjar Pranowo akan menetas sempurna di Sulsel melalui strategi tim sejumlah relawan diantaranya Tim GP (Ganjar Perindo)
Kelompok baru "Relawan GP Sulawesi Selatan" yang baru terbentuk pada bulan September 2023 siap gerilya dan berjuang sampai titik akhir penghabisan untuk menangkan Ganjar Pranowo jadi presiden.
"Relawan GP satu gerakan siap berjuang dulang suara untuk capres Ganjar Pranowo, " ucapnya melalui media ini.
Giat pertemuan dihadiri sejumlah punggawa pemenangan capres Ganjar Pranowo asal Sulsel untuk menyatukan strategi pemenangan yang diketahui saat ini gencar melakukan pergerakan untuk menangkan Ganjar jadi Presiden Republik Indonesia gantikan presiden Jokowi.
Baca juga:
Tony Rosyid: Sepakat Dua Periode Saja!
|
"Tak ada kata tidak memilih Ganjar Pranowo, Ganjar adalah pemimpin yang merakyat pro-rakyat, paham kebutuhan rakyat dan nasionalis, " tutur salah seorang peserta diskusi GP di teras Empang Parepare.
Penting diketahui, Ganjar itu adalah menantu Kiai Hisyam.
Kiai Hisyam adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati.
Di Zamannya, Hisyam muda berguru pada sejumlah ulama besar seperti Kiai Dahlan di Desa Kaliwangi Mrébét, Kiai Zuhdi di Pondok Leler Banyumas, dan Kiai Dahlan di Pondok Jampes Kediri.
Seusai jadi santri di berbagai pesantren, dengan restu sang guru, Syekh Dahlan Ihsan, Kiai Hisyam kemudian mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sholihin di Pedukuhan Sokawera, Desa Kalijaran, Karanganyar, Purbalingga.
Mbah Hisyam Kalijaran merupakan panggilan sapaan dari jemaahnya di kalangan nahdliyin daerah Banyumasan. Dia bahkan dikenal sebagai ulama yang ampuh keilmuan sekaligus kanuragannya.
Beliau juga sangat lekat di ingatan jemaah sebagai ulama yang murah senyum, lucu namun, sangat dalam isi dakwahnya.
Uniknya, selain mengaji, para santri di Kalijaran juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse, dan juga belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan.
Karena hal tersebut, pondok itu dikenal sebagai pesantren perjuangan dan jadi tempat pengkaderan para pejuang.
Kiai Hisyam selain menjadi pengasuh pesantren, juga aktif di NU. Dia tercatat pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Purbalingga selama tiga periode, yakni periode tahun 1973-1975, 1975-1978, dan 1978-1983.
Kiai Hisyam wafat pada Hari Kamis Kliwon 4 Jumadil Akhir 1410 H atau bertepatan dengan tanggal 12 Januari 1989 M.
Saat ini, Pesantren Kalijaran dikelola secara gotong royong oleh keturunannya. Satu di antaranya adalah cucu Kiai Hisyam, yaitu Siti Atikoh, istri Ganjar Pranowo.
(Hsm)